Powered by Blogger.

Guest book

RSS

. . .

Selamat datang di blog resmi Budi Prasetyo... Sering-sering mampir yaaa ! ^_^

Pengertian New Media dan Pemanfaatannya di bidang Seni

Pengertian New Media
Media menurut bahasa berarti perantara.pengertian secara umumnya Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
ilustrasi dalam gambar : 


Manfaat Media
Memudahkan seseorang untuk memperoleh suatu hal yang ia inginkan. Jadi media bisa dibilang untuk memerantarai orang mendapatkan suatu hal yg ia inginkan dengan mudah.(ini menurut saya).
Contohnya, saya sebagai seorang mahasiswa bisa mendapatkan materi perkuliahan dengan mudah dan cepat serta tidak mahal melalui internet.Jadi menurut saya internet-lah yg menjadi media untuk saya mendapatkan materi perkuliahan.
Jadi New Media atau Media Baru bisa diartikan dengan sesuatu yang menjadi perantara untuk seseorang mendapatkan informasi dari sumbernya tetapi perantara ini masih dibilang baru. Internet bisa dibilang akan menjadi media untuk mendapatkan informasi di masa mendatang atau Media Baru. Karena saat ini internet sudah bisa di akses dengan mudah serta tidak mahal bahkan bisa di akses melalui ponsel(yang mendukung untuk internet).

Dalam sepuluh tahun terakhir, perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia terasa begitu gegap gempita. Pameran-pameran berskala nasional dan internasional berlangsung sepanjang tahun di Galeri Nasional Indonesia, galeri-galeri komersial dan komunitas-komunitas seni. Seniman-seniman kita telah banyak hadir dalam forum-forum bergengsi seni rupa kontemporer dunia, seperti biennale, triennale, art fair dan festival-festival berskala global. Selain pameran, program-program berbasis project—yang melihat seni dalam sebuah kerangka proses berkarya—terus  tumbuh di berbagai tempat (terutama di Jakarta, Bandung dan Yogyakarta). Tentu perkembangan ini harus direspon dengan positif, bahwa geliat perubahan paska Reformasi ini telah memunculkan inisiatif-inisiatif dari berbagai kalangan dalam pengembangan kerja seni rupa dalam percaturan seni rupa kontemporer dunia.
Salah satu fenomena seni rupa kontemporer yang paling mengemuka dalam sepuluh tahun terakhir adalah munculnya seni media, yaitu; seni yang berbasis teknologi yang saling kait mengkait antara kerja kreatif, ide dan perkembangan teknologi. Agung Hujatnika mengatakan kata media dalam istilah ini memang merujuk pada pengertian umum tentang media sebagai ‘perantara pesan’, di mana diandaikan ada sebuah transfer informasi dan proses komunikasi antara pengirim pesan dan penerima pesan. Dalam konteks pengertian media memang terus berubah sejalan dengan perkembangan cara-cara penyampaian pesan dari masa ke masa, yang dalam hal ini sangat difasilitasi oleh perkembangan teknologi informasi (Agung Hujatnika, 2006: 11-12).
Tak terbendungnya perkembangan teknologi informasi dan audio visual telah membawa pengaruh yang sangat besar mengubah cara pandang kita terhadap realitas. Medium audio visual menawarkan realitas atau ‘kebenaran’ yang sangat atraktif dengan citra visual yang berpendar dan bersuara. Kekuatan media ini yang dapat melakukan proses merekam (recording), diubah menjadi frekuensi dan ditransmisikan (transmitting), dan disimpan dalam format digital (storing data) dan dapat dengan mudah digandakan (reproducing) dan disebar, dan data digital ini juga dapat diubah menjadi kode kode yang dapat dibaca di dunia maya (Ade Darmawan, 2006: 87).
Saat ini, telah banyak seniman yang juga menggunakan media media baru yang berbasis pada perkembangan teknologi komputer, manipulasi digital, internet dan video (audio visual) sebagai sebuah medium ekspresi. Berbagai aspek teknoligi informasi digunakan dalam berkarya seni rupa, baik secara visual (estetik) maupun aspek teknologinya. Apabila dilihat pada perkembangan terakhir, karya-karya berbasis media audio visual masih mendominasi. Namun, perkembangan medium digital dan objek teknologinya juga sudah mulai berkembang. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai pameran dalam beberapa tahun terakhir, karya instalasi yang menggunakan teknologi mulai muncul ke permukaan seperti karya Kuswidananto aka Jompet, Java Machine: Phantasmagoria yang dipamerkan pada Yokohama Triennale 2009, di Jepang.
Pada kompetisi ASEAN New Media Art Competition 2007, tiga seniman Indonesia (Mualana M. Pasha, Muhammad Akbar dan Ari Satria Dharma) meraih hadiah utama pada kompetisi tingkat regional Asia Tenggara ini. Pada 2008, Maulana M. Pasha mendapatkan hadiah pertama Indonesian Art Award (IAA) yang diselenggarakan oleh Yayasan Seni Rupa Indonesia. Karya video Jalan Tak Ada Ujung adalah karya pertama dengan medium video yang mendapatkan hadiah utama kompetisi seni rupa dua tahunan di Galeri Nasional Indonesia ini. Gambaran ini menjadi penanda bahwa praktek dan kehadiran seni media dalam seni rupa kontemporer Indonesia telah nyata. Untuk itu perlu dilakukan pembacaan dan sosialisasi bagaimana perkembangan penggunaan medium ini di kalangan perupa kita. Pameran Seni Media, Lokalitas Dalam Perspektif Teknologi merupakan salah satu dari sedikit kegiatan yang mencoba merangkum dan merepresentasikan fenomena ini.
Pada pameran ini panitia menghadirkan beberapa seniman yang aktif menggunakan medium ini dalam sepuluh tahun terakhir. Beberapa seniman yang di hadirkan pada pameran ini adalah; Eko Nugoroho, Muhammad Akbar, Wimo A. Bayang, Maulana M. Pasha, Reza Afisina, Tintin Wulia, Ari Satria Darma, Ari Dina Krestiawan, Anggun Priambodho, Henry Foundation, Irwan Ahmett, Otty Widasari, Yusuf Ismail, Andang Kelana, Bandung Center For Media Art – Bandung, The House of Natural Fiber – Yogyakarta dan beberapa seniman lainnya. Untuk menangkap perkembangan yang terjadi di berbagai daerah, terutama di wilayah Sumatera, panitia mengundang beberapa seniman yang membuat karya seni media dari wilayah ini. Sumatera adalah salah satu sentra kelahiran seniman dan perupa penting di Indonesia. Untuk itu dengan melibatkan seniman-seniman dari wilayah ini, diharapkan  dapat dibaca bagaimana seni berkolaborasi dengan teknologi yang terjadi berbagai daerah.
Ada banyak proses kreatif dalam seni yang muncul di berbagai wilayah Indonesia. Tidak terkecuali seni media. Intervensi teknologi informasi ke masyarakat begitu besar yang tekadang tidak di sadari oleh masyarakat itu sendiri. Seniman sebagai manusia “kreatif” tentu mempunyai caranya sendiri dalam merespon fenomena ini. Medium-medium seni rupa yang selama ini kita kenal, seperti seni lukis, patung dan seni grafis telah menjadi “bahasa” visual sendiri dalam seni rupa kita. Medium-medium berbasis ini materi yang dapat langsung dirasakan oleh para kreatornya seperti seni lukis dengan kanvasnya. Seni media selalu berkembang sejalan dengan penemuan penemuan teknologi baru yang mempengaruhi kehidupan masyarakat kontemporer. Seni media akan terus bergerak dengan pesat membuka diri untuk kebaruan gagasan seni dan teknologi yang ada dimasyarakat. Dengan spesifikasi, kelebihan dan kekurangan dari seni media ini tentunya kita tidak bisa menentukan struktur yang paling ideal bagi kehadiran sebuah infrastruktur untuk seni media. Kita tentunya akan terus menyaksikan dan mengalami penemuan penemuan teknologi baru dalam melihat citra, dan kenyataan.
Pameran Seni Media, Lokalitas Dalam Persperktif Teknologi mencoba membaca fenomena ini dengan merangkum beberapa perkembangan mutakhir seni media di Indonesia. Tentu dalam pameran ini tidak semua jenis karya seni media dapat ditampilkan karena keterbatasan waktu dan teknis. Namun, dari pameran yang diprakarasai oleh Direktorat Nilai Budaya, Seni dan Film, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata ini, minimal kita dapat melihat bagaimana proses kreatif dan pengembangan ide dalam seni dengan menggunakan teknologi ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Budi Prasetyo said...

Sudah saya masukkan ke portofolio melalui studentsite koq . .
^_^

Post a Comment